Belajar Mengikhlaskanmu..






Malam ini adalah malam dimana aku tak dapat memejamkan mataku untuk yang kesekian kalinya, hariku akhir-akhir ini sangatlah buruk. aku tak dapat berpikir dan berkata tentang apa yang sedang terjadi saat ini, aku berharap ini hanyalah mimpi buruk yang akan hilang dikemudian hari.

Berbicara tentangmu selalu membuatku tak dapat menahan air mata yang jatuh tanpa sadar dari mataku, mereka keluar begitu saja tanpa sebab yang pasti dan tak dapat kumengerti. saat menuliskan catatan ini tanganku bergetar, tetesan keringat memenuhi telapak tanganku, darahku seakan berhenti dan jantungku berdetak tak tentu arah.

Entah bagaimana memulainya, entah dari mana aku harus bicara.. begitu banyak tanda tanya di pikiranku, hingga tak mampu menata kata. aku terdiam, membayangkan waktu yang tak mau menunggu, membayangkan wajahmu yang selalu hadir dalam hela nafasku, aroma tubuhmu masih tercium jelas olehku meski sudah lama kau pergi, dan sejuta kenangan tentangmu terus berputar di otakku.

Teringat akan kisah lalu tentang janji yang pernah kukatakan padamu, saat kau memintaku untuk memberikan kepastian atas cintaku padamu. saat itu kau memintaku untuk segera melamarmu, karena kita saling mencinta dan tak ingin terpisah oleh jarak dan waktu. dengan penuh keyakinan aku menyetujui permintaanmu, segera kukabarkan berita kepada orang tuaku, lalu aku berjanji untuk menepatinya.

Hari-hariku yang sebelumnya tak terarah, pola hidupku yang sebelumnya tak teratur, masa depanku yang sebelumnya tak tertata, kini berubah karena campur tanganmu. kau bangkitkan semangat hidupku saat aku kehilangan arah, kau datang disaat yang tepat dimana aku sedang membutuhkan seseorang yang dapat merubah kehidupanku, kau laksana lentera dalam kegelapanku.

Kehidupanku kini telah berubah, kutinggalkan semua masa laluku tanpa terkecuali. aku telah menjadi seorang manusia yang berharga, aku sudah bekerja di salah satu perusahaan kontraktor dengan jabatan dan gaji yang cukup baik, aku kembali ke rumah orang tuaku dan menjadi anak yang baik, aku menjadi hamba Tuhan yang taat dengan tidak pernah meninggalkan 5 waktuku, bahkan aku sering bersujud di sepertiga malam hanya untuk memohon ampunan atas segala dosa yang pernah kuperbuat selama ini, sambil berdoa agar kita dapat disatukan dalam ikatan yang Tuhan ridhai, aku juga sering berdoa untuk kebahagiaanmu, aku meminta agar niat baik ini disegerakan oleh Tuhan.

Mungkin ada kesalahan yang aku perbuat dalam masa "memantaskan diri", aku memang menyadari dan mengakui bahwa kita lama tak berkomunikasi hingga akhirnya aku siap dan kembali menghubungimu untuk memberikan kabar bahagia. banyak rindu, banyak cerita yang ingin kusampaikan kepadamu, tentang perjalanan hidupku, dan akhirnya kita kembali berkomunikasi.

Tapi pada akhirnya kenyataan tak sesuai dengan harapan, saat aku kembali menghubungimu aku merasa ada yang berubah dalam dirimu, kau tak seperti dulu, kini kau lebih pasif, dingin, dan tak lagi memperhatikanku.
hatiku mulai bergejolak dengan diam-mu, perasaanku berkata bahwa ada sesuatu yang berbeda, ada sesuatu yang terjadi dan luput dari perjalananku. tiba-tiba hatimu goyah dan bimbang, dan kemudian datang beberapa pria lain yang juga ingin datang melamarmu.

Sampai disini aku tak patah harapan, aku terus berusaha agar bisa menjadi pilihan hatimu. pengorbanan demi pengorbanan aku lakukan, usaha demi usaha kujalani, berbagai cara yang baik telah kulakukan namun akhirnya kekecewaan yang datang. aku tak mengerti mengapa semua ini bisa terjadi begitu cepat, hatimu kini telah berubah, kau yang dulu memilihku dan memintaku untuk melamarmu kini telah berpaling dengan yang lain, kau menolak lamaranku dan kau acuhkan segala pengorbanan dan usahaku selama ini. kau memilih pria lain yang bahkan belum lama kau kenal, dengan alasanmu yang tak dapat aku mengerti, dan dengan keputusan yang menurutku sangat singkat.

Aku tertegun, aku terdiam, aku berkata dalam hati.. apa yang terjadi??

Berulang kali aku meminta penjelasan kepadamu, namun kau selalu memberikan jawaban yang tidak masuk akal dan logika, kau sering membelokkan bahasan pembicaraan kita, kau mulai bersikap aneh, bahkan aku kini tak lagi mengenalmu. berbagai cara sudah aku lakukan untuk memperbaiki keadaan ini namun tak satupun yang berhasil. kau tetap berpegang teguh pada pilihanmu dan aku terabaikan.

Kini aku pasrahkan semuanya kepada Tuhanku, Sang Maha Penjaga Hati, meskipun sangat berat semua ini kuterima dengan lapang dada tapi apalah dayaku, aku hanya bisa menyesali semua yang terjadi, aku hanya bisa mencurahkan segala rasaku kepada Tuhanku, dan berharap Tuhanku segera menjawab semuanya dengan baik dan bijaksana. perlahan aku berusaha untuk belajar mengikhlaskanmu, aku belajar untuk merelakan keputusanmu, aku belajar untuk merelakan dan mengikhlaskan pilihanmu, dan aku mencoba untuk belajar kehilanganmu.

Rasa cintaku terhadapmu tak berkurang sedikitpun bahkan semakin besar, kini aku semakin takut kehilanganmu walaupun aku tau ini pasti akan terjadi cepat atau lambat. hanya untaian doa yang bisa kuberikan saat ini, semoga kau bahagia dengan pilihanmu, pilihan hatimu, semoga kau bahagia dalam perjalanan hidupmu, semoga kau mendapatkan imam yang shaleh, baik dan bijaksana, seseorang yang dapat membimbingmu agar selamat di dunia dan diakhirat, seseorang yang bisa menjadi sandaran saat kau gelisah, seseorang yang bisa sebagai tumpuan saat kau mulai hilang arah, dan seseorang yang bisa memuliakanmu bukan mendzalimi. aku kembalikan semuanya kepada Tuhan yang Maha Esa, karena Ia lebih mengetahui dari apa yang tak ku ketahui. sampaikan salamku padanya dan orang tuamu, dan ingatlah bahwa aku akan selalu mendoakanmu untuk kebahagiaanmu, aku akan selalu ada disini untukmu.





dari aku yang sangat mencintaimu..




0 komentar:

Posting Komentar