Air Force One Indonesia (2014)


Akhirnya, Pesawat kepresidenan Republik Indonesia yang dibeli dari Boeing mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul 10.00 WIB, Kamis 10 April 2014.

Penggunaan pesawat kepresidenan sebagai sarana transportasi Presiden RI akan jauh lebih efektif ketimbang menyewa dari PT Garuda Indonesia Tbk.
Sudi mengatakan, dengan penggunaan pesawat pribadi untuk presiden ini, maka dapat menghemat anggaran. "Sekarang justru boros. Nanti kalau sudah datang akan menghemat mungkin lebih dari 300 persen," tuturnya.
Ia menambahkan, selama menyewa pesawat kepresidenan dari Garuda Indonesia untuk satu periode jabatan SBY, dapat membeli satu pesawat atau sekitar Rp500 miliar. "Kita juga tidak mengganggu jadwalnya Garuda Indonesia lagi kan. Tidak mahal lagi," ucapnya.
Menteri Sekretaris Negara menyatakan, pesawat kepresidenan ini bisa menghemat anggaran hingga Rp 114 Milyar pertahun di masa yang akan datang.“Kita bangga. Setelah 69 tahun merdeka, kita punya pesawat sendiri. Ini karena kemampuan finansial kita yang semakin baik,” kata dia.
Namun, pesawat tersebut belum bisa langsung digunakan oleh Presiden, sebab perlu disertifikasi lebih dahulu. “Mudah-mudahan sertifikasinya besok diselesaikan. Kemudian minggu depan uji coba penerbangan, sehingga Presiden bisa menggunakannya,” ujar Sudi. “Presiden mendatang yang akan lebih banyak pakai pesawat ini”.
Untuk diketahui, masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tinggal enam bulan lagi, akan berakhir Oktober 2014 sebelum digantikan oleh Presiden RI yang baru hasil Pemilu Presiden 2014.

Pesawat kepresidenan RI ini tidak disambut dan diresmikan oleh Presiden SBY karena pengadaannya dari Sekretariat Negara. “Anggaran pesawat ini dari Sekretariat Negara, bukan dari Presiden,” kata Sudi.
Selain Mensesneg Sudi Silalahi, pejabat yang tampak di deretan tamu undangan dalam menyambut pesawat kepresidenan tersebut adalah Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, dan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman.
Pesawat jenis 737-800 Boeing Business Jet 2 ini sampai ke Indonesia setelah melalui empat hari uji coba penerbangan. Pada 7 April 2014, pesawat diterbangkan dari Delaware, Amerika Serikat, menuju Wellington, Selandia Baru. Kemudian,penerbangan dilanjutkan dari Wellington menuju Sacramento, California, AS.

Selanjutnya pada 8 April 2014, pesawat diterbangkan lagi dari Sacramento ke Honolulu, Hawaii, AS. Pada 9 April 2014, pesawat kembali diterbangkan dari Honolulu ke Guam di barat Samudera Pasifik.
Selanjutnya pada 10 April 2014, barulah pesawat diterbangkan dari Guam pukul 03.30 waktu setempat menuju Halim Perdanakusuma, Jakarta. Perjalanan dari Guam ke Indonesia menghabiskan waktu 6 jam 30 menit.

Dalam penerbangan itu, pesawat kepresidenan dikemudikan oleh pilot dan kopilot dari Boeing, Kapten David dan Kapten Jean. Tiga anggota TNI Angkatan Udara juga ikut dalam penerbangantersebut, yakni Letkol (Pnb) Firman Wirayuda, Letkol (Pnb) Ali Gusman, dan Peltu Suminardi.

Pesawat kepresidenan RI itu berwarna biru putih dengan garis merah putih tepat di tengah pesawat. Di bagian ekor pesawat ada lambang bendera Merah Putih, di samping pesawat ada lambang Burung Garuda, dan di bagian kepala pesawat ada tulisan Republik Indonesia.

Pesawat yang mulai dibuat pada 2011 itu memiliki panjang sayap 30,7 meter dengan tinggi 13,5 meter dan panjang 38 meter. Pesawat tersebut memiliki kecepatan maksimal 871 kilometer per jam, dengan jarak tempuh maksimal 10.334 kilometer. Dengan kapasitas penuh berpenumpang sekitar 50 orang, jarak tempuh terjauhnya turun menjadi 8.630 kilometer. 
Pesawat dengan interior mewah itu dilengkapi 2 VVIP ruang rapat, 12 area eksekutif, dan 44 area staf. Konfigurasi interior telah disesuaikan dengan kebutuhan Presiden RI. Pesawat itu dibeli pemerintah RI seharga US$91,2 juta atau sekitar Rp820 miliar..

adafiagha (DaffiDoff)

Sumber : klik disini

0 komentar:

Posting Komentar